Tanggal 22 Juli 2012, adalah puasa hari ke-3 bagi kelurga ku. Dan menjadi hari ke-2 bagi sebagian besar lainnya. Hari itu bertepatan pada hari Minggu.
Hari Minggu di bulan Ramadhan. Biasanya pagi-pagi nyiapin sarapan kalo kali ini ngelanjutin mimpi yang beberapa waktu terpaksa bersambung. Tapi di hari itu aku niatin gak bakal tidur, karena pengen buat blog lagi, karena yang dulu terpaksa di"rampok" oleh kakak tertua, di"rampok" karena kesalahan ku sendiri.
Detik berganti menit dan berganti jam. Sampai siang pun hari Minggu ini tidak ada kegiatan yang berubah kecuali makan yang memang diharamkan bagi yang berpuasa. Sampai Sorepun tiba.
Sore ini kegiatan Liqo' ku, atau yang lebih dikenal dengan kata majelis, mengadakan buka bersama yang dimulai dari jam 4 sore. Dan diakhiri dengan berbuka dan sholat Maghrib, tanpa sholat tarawih.
Setelah Sholat Maghrib aku pun segera memenuhi panggilan perut yang telah istirahat selama satu hari. Disinilah aku merasa terburu-buru karena di Ramadhan kali ini orangtua ku memilih ber-tarawih di Masjid yang cukup jauh dari rumah, dan jika aku sampai telat sampai rumah maka aku akan berdiam diri mematung selama 1 jam di teras rumah, tak apa jika kompleks ku penuh dengan keramaian, namun di sekitar rumah ku adalah kebalikannya karena di sini rata-rata di tempat oleh beliau-beliau yang sudah pensiun dan memiliki putra putri yang jauh merantau.
Setelah ku habiskan jatah berbuka ku dan berucap hamdalah. Segera aku berpamitan kepada Murabbi ku dan teman serta tuan rumah yang telah bersedia rumahnya digunakan untuk kegiatan berbuka ini. dan tak perlu lama, aku pun segera tancap gas dengan tujuan rumah.
Dengan terengah-engah aku memasuki rumah. Sesuai dugaan, ayah sudah memasang ancang-ancang pergi tarawih, ibu yang telah mengganti pakaian nya, dan kakak ke-2 ku yang kebetulan pulang dari merantau untuk menuntut ilmu itu belum bersiap apa-apa.
Ketika kakak ke-2 ku pergi ke belakang, disitulah ibu ku mulai ruwet karena ayah ku sudah menghidupkan mesin montornya. Karena keruwetan ini aku pun ikut bingung dan kebingungan ini aku tidak begitu jelas mendengarkan ibu dan ayah ku akan ke Masjid X atau Y, sebab kami tidak berangkat bersama, ayah dengan ibu, aku dengan kakak ke-2 ku.
Setelah dari belakang kakak ku bertanya, ke masjid X apa Y, dan aku malah melongo kebingungan. Masjid X adalah masjid di desa ketika aku kecil tinggal dan masjid Y adalah tempat dimana ayah ku bermajelis. Karena kebingungan, dengan alasan mungkin ke-2 orang tua ingin bersilaturahmi denga tetangga lama maka aku dan kakak ku memutuskan ke masjid X.
Setelah sessampainya disana, ternyata hasilnya nihil, bersamaan dengan itu hp ku bergetar dan berkelap kelip dengan gambar surat dan itu adalahpesan dari ibu ku yang ternyata tarawih di masjid Y. Hiyah...bagaimana lagi jadi kamilah yang bertemu dengan tetangga lama kami, tapi karena dulu aku disini saat berumur kurang dari 5 tahun ya bagaimana bisa ingat dengan wajah mereka kecuali dengan pengasuh ku dulu, aku masih mengingat beliau :)
Dan sholat isya berjamaah pun dilaksanakan. Mencoba khusyu meskipun banyak anak-anak kecil yang berlari dan bergurau di halaman masjid. Sampai disaat orang-orang mengakhiri sholat isya dengan 2 kali salam.
Kami pun berdzikir mencoba bermunajad dengan Sang Penguasa alam semesta, dan menjalankan sunah sholat ba'diyah isya. dan dishalat inilah kita disunnahkan tidak menggunakan tempat sholat kita sebelumnya, maka banyak dari jamaah yang bertukar atau memilih mundur ke shaf belakang. Dan beliau yang berada di sebelah ku memilih mundur ke shaf belakang.
Karena ke utamaan sholat berjamaah adalah menjaga kerapatan shaf, maka terbersit di pikiran ku bagaimana jika orang di belakang ku akan maju? tak apa jika dia berukuran lebih kecil dari ku, bagaimana jika dia sama atau lebih dari ukuran ku?? karena setiap tahiyat akhir pasti aku atau bahkan Anda-anda akan merasakan kesempitan, padahal memang harus mepet, tapi karena biasanya kita tidang ingin bersempit-sempitan jadilah kita agak meregangkan shaf. ah tidak mungkin, pasti ibu-ibu yang berada di sebelah ku akan kembali.
Dan saat sholat tarawih akan dimulai, ibu disebelah ku belum kunjung kembali dan benar saja seseorang yang lebih besar dari ku menempati shaf di sebelahku. MasyaAllah.. memang benar Allah akan sesuai dengan apa yang di prasangkakan hambanya.
Ya Allah, bantualah hamba untuk senantiasa berprasangka baik kepada hamba-hamba Mu dan kepada apa yang Engkau berikan kepada kamo. Amin ya Rabbal'alamin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar